DIRGAHAYU TABLOID BHINEKA KE 3......Alamat Redaksi Jl.Cempaka 3 No.15 BF/10 Rt.004/014 Perum Bekasi Jaya Indah kelurahan Duren Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi..Telphone : 021-99441610,081519681610,082114091610
Personil Mahapatih Gajah Mada Band - Generasi Peduli Sejarah Budaya Nusantara Syuting Video Klip dikawah Sikidang Ginung Dieng Riset * Pembuatan Video Klip Di Prasasti Petilasan Sri Aji Jayabaya Syuting Video Klip Di Prasasti Gajah Mada




Rabu, 06 November 2013

Laksamana Malahayati Pahlawan Armada Perang Perempuan Terlupakan

Laksamana Malahayati.
BICARA soal perempuan hebat, ada sedikit cerita tentang sosok perempuan lain yang berbeda generasi dari RA Kartini. Perem¬puan yang untuknya tidak ada lagu pujian. Pahlawan yang jarang disebut namanya. pahlawan yang tidak pernah diungkit se¬jarahnya. Laksamana perempuan pertama di dunia. Petarung garis depan. Pemimpin laskar Inong Balee yang disegani musuh dan kawan. DialahLaksamana Malahayati. “Nama Keumalahayati atau Malahayati mudah ditemukan di literatur Barat mau¬pun China. Di Indonesia, dia memang ti¬dak sepopuler Cut Nyak Dien, namun oleh peneliti barat, Malahayati disejajarkan den¬gan Semiramis, Permaisuri Raja Babilonia dan Katherina II, Kaisar Rusia ...” 
Wanita Aceh yang satu ini bukanlah Pendekar Komik dari Negeri Antah be¬rantah. Ia benar-benar ada. Malahayati na¬manya. Ia seorang Laksamana (Panglima Perang) Kerajaan Aceh. Malahayati adalah figur yang banyak muncul dalam cacatan penulis asing dan bangsa Indonesia send¬iri. 
Malahayati, nama aslinya adalah Keum¬ala Hayati , hidup di masa Kerajaan (Kesul¬tanan) Atjeh dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang memerintah an¬tara tahun 1589-1604 M. Malahayati pada awalnya adalah dipercaya sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan luar istana. Karir militernya menanjak setelah kesuksesannya “menghajar” kapal perang Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Cor¬nelis de Houtman yang terkenal kejam. 
Bahkan Cornelis de Houtman tewas ditangan Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599. Akhirnya beliau diberi anugerah gelar Laksamana. Dan beliaulah Laksamana Perempuan Pertama Di Dunia. Beliau juga sukses menghalau Portugis dan Inggris masuk ke Aceh. 
Ia berasal dari keturunan sultan. Ayahn¬ya, Mahmud Syah, seorang laksamana. Kakeknya dari garis ayah, juga seorang laksamana bernama Muhammad Said Syah putra Sultan Salahuddin Syah yang memer  intah tahun 1530-1539. Sultan Salahhuddin sendiri putera Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530), pendiri kerajaan Aceh Darussalam. 
Dilihat dari asal keturunannya,darah meliter berasal dari kakeknya. Kisah Laksa¬mana Malahayati walaupun tidak banyak, semua bercerita tentang kepahlawanannya. Pada saat dibentuk pasukan yang prajurit¬nya terdiri dari para janda yang kemudian dikenal dengan nama pasukan Inong Balee, Malahayati adalah panglimanya (suami Malahayati sendiri gugur pada pertem¬puran melawan Portugis). 
Pembentukan pasukan wanita yang semuanya janda yang disebut Armada In¬ong Bale itu merupakan ide Malahayati . Maksud dari pembentukan pasukan wanita tersebut adalah agar para janda tersebut dapat menuntut balas kematian suaminya. Laskar tersebut dinamai Laskar Inong Balee atau yang bermakna Laskar para Janda pahlawan. 
Beranggotakan 2000 orang prajurit perempuan. Pasukan tersebut mempunyai benteng pertahahanan. Sisa – sisa benteng  Inong bale masih ada di Teluk Kreung Raya. Karir militer Malahayati terus menanjak hingga ia menduduki jabatan tertinggi di angkatan laut Kerajaan Aceh kala itu. 
Sebagaimana layaknya para pemimpin jaman itu, Laksamana Malahayati turut bertempur di garis depan melawan kekua¬tan Portugis dan Belanda yang hendak menguasai jalur laut Selat Malaka. 
Di bawah kepemimpinan Malahayati , Angkatan Laut Kerajaan Aceh terbilang besar dengan armada yang terdiri dari ra¬tusan kapal perang. Adalah Cornelis de Houtman,orang Belanda pertama yang tiba di Indonesia,pada kunjungannya yang ke dua mencoba untuk menggoyang kekua¬saan Aceh pada tahun 1599. Cornelis de Houtman yang terkenal berangasan,kali ini ketemu batunya. Alih-alih bisa meruntuh-kan Aceh, Armadanya malah porak poran¬da digebuk armada Laksamana Malahayati. 
John Davis, seorang berkebangsaan Inggris, nahkoda di sebuah kapal Belanda yang mengunjungi Kerajaan Aceh pada masa Malahayati menjadi Laksamana. melaporkan, Kerajaan Aceh pada masa itu mempunyai perlengkapan armada laut terdiri dari 100 buah kapal perang, dianta¬ranya ada yang berkapasitas 400 - 500 pen¬umpang. 
Masa itu Kerajaan Aceh memiliki ang¬katan perang yang kuat. Selain memiliki armada laut, di darat ada pasukan gajah. Kapal-kapal tersebut bahkan juga ditem¬patkan didaerah-daerah kekuasaan Aceh diberbagai tempat. 
Henny R.T./Briani A.S./Rida P. S. By Admin : Iwan Setia L Niman